Konsultasi Masalah BUM Desa Kamu Gratis!

Cek Sekarang!

Mengangkat Martabat Desa Lewat Ekonomi Kolektif

19 May 2025 | By Bumdes.id | 121 views
Mengangkat Martabat Desa Lewat Ekonomi Kolektif

Di tengah arus modernisasi dan urbanisasi, desa seringkali dipandang sebagai wilayah tertinggal yang membutuhkan bantuan dan intervensi dari luar. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya: desa menyimpan potensi luar biasa, baik dari sisi sumber daya alam, sosial, maupun budaya. Tantangannya bukan terletak pada keterbatasan, tetapi pada sistem yang mampu mengelola potensi tersebut secara kolektif dan berkelanjutan. Di sinilah peran koperasi desa, seperti Koperasi Merah Putih, menjadi krusial.


Ekonomi kolektif bukanlah konsep baru. Ia tumbuh dari nilai-nilai kearifan lokal seperti gotong royong, musyawarah, dan saling percaya. Melalui koperasi, masyarakat desa diajak menjadi subjek pembangunan, bukan sekadar objek. Mereka ikut merancang, memiliki, dan mengelola usaha bersama yang memberi manfaat jangka panjang.


Koperasi Merah Putih adalah contoh nyata bagaimana ekonomi kolektif dijalankan di tingkat desa. Dengan prinsip "dari desa, oleh desa, untuk desa", koperasi ini mengorganisir kegiatan ekonomi warga: mulai dari pertanian, perdagangan hasil bumi, UMKM, hingga pengembangan digitalisasi pasar lokal.


Mengapa Koperasi Mengangkat Martabat Desa?

  1. Kemandirian Ekonomi

Koperasi membantu desa mandiri secara finansial. Daripada bergantung pada bantuan, desa memiliki badan usaha yang terus berputar dan berkembang sesuai kebutuhan lokal.

  1. Peningkatan Kapasitas SDM

Warga dilatih untuk mengelola keuangan, merancang bisnis, hingga memanfaatkan teknologi. Ini meningkatkan kualitas hidup dan daya saing mereka di era digital.

  1. Menghidupkan Nilai Gotong Royong

Di tengah budaya individualistik, koperasi menghadirkan ruang kolaborasi dan kebersamaan. Martabat desa tumbuh bukan hanya karena uang, tetapi karena semangat kolektif yang hidup kembali.


  1. Menjaga Aset dan Sumber Daya Lokal

Alih-alih dijual ke luar, aset desa (tanah, hasil bumi, dan pengetahuan lokal) dikelola bersama. Ini menghindari eksploitasi dan memastikan manfaat kembali ke warga.


Tantangan dan Langkah ke Depan

Meski banyak keberhasilan, koperasi desa tetap menghadapi tantangan: manajemen yang belum profesional, rendahnya literasi digital, dan akses pasar yang terbatas. Untuk itu, dukungan pelatihan, jaringan kemitraan, serta regulasi yang berpihak pada koperasi rakyat sangat dibutuhkan.


Lebih dari itu, perlu kampanye masif untuk mengubah cara pandang masyarakat bahwa koperasi bukan sekadar organisasi simpan pinjam, melainkan wadah perjuangan ekonomi dan kedaulatan desa.


Koperasi Merah Putih membuktikan bahwa desa bisa mandiri, maju, dan bermartabat lewat ekonomi kolektif. Ketika desa bangkit, bukan hanya ekonomi lokal yang tumbuh, tetapi juga rasa percaya diri dan harga diri seluruh warganya. Inilah fondasi sejati Indonesia yang kuat: dimulai dari desa, dibangun bersama, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.